Rabu, 26 Januari 2011

"TANGAN IBUKU"

Beberapa tahun yang lalu ketika ibu saya berkunjung, ibu mengajak saya untuk berbelanja bersamanya, karena ibu membutuhkan sebuah gaun yang baru. Saya sebenarnya tidak suka pergi berbelanja bersama dengan orang lain, dan saya bukanlah orang yang sabar, tetapi walaupun demikian kami berangkat juga ke pusat perbelanjaan tersebut. Kami mengunjungi setiap toko yang menyediakan gaun wanita, dan ibu mencoba gaun demi gaun dan mengembalikan semuanya seiring hari yang berlalu.

Saya mulai lelah dan ibu mulai frustasi, akhirnya pada toko terakhir yang kami kunjungi....  ibu saya mencoba satu setelan gaun biru yang cantik. Terdiri dari 3 helai, pada blouse nya terdapat sejenis tali di bagian tepi lehernya, dan karena ketidaksabaran saya, maka kali ini saya ikut masuk dan berdiri bersama ibu saya. Dalam ruang ganti pakaian saya melihat bagaimana ia mencoba pakaian tersebut, dan dengan susah payah mencoba mengikat talinya, ternyata tangan - tangan nya sudah mulai dilumpuhkan oleh penyakit radang sendi, dan sebab itu ibu tidak dapat melakukannya. Seketika ketidak sabaran saya digantikan oleh suatu rasa kasihan yang dalam kepadanya. Saya berbalik pergi dan mencoba menyembunyikan air mata saya yang mengalir keluar tanpa saya sadari. Setelah saya mendapatkan ketenangan lagi saya kembali masuk kekamar ganti,  untuk mengikat tali gaun tersebut. Bagian ini begitu indah dan kemudian ibu membelinya.


Perjalanan belanja kami telah berakhir, tetapi kejadian tersebut terukir, dan tidak dapat terlupakan dari ingatan saya. Sepanjang sisa hari itu pikiran saya tetap saja kembali pada saat berada di ruang ganti pakaian tersebut, dan terbayang tangan ibu saya yang sedang berusaha mengikat tali blouse nya. Dua tangan yang penuh dengan kasih yang pernah menyuapi saya, memandikan saya, memakaikan baju saya, membelai dan memeluk saya, dan terlebih dari semuanya berdoa untuk saya. Sekarang tangan itu telah menyentuh hati saya, dengan cara yang paling membekas dalam hati saya.

Kemudian pada sore harinya, saya pergi kekamar ibu.... saya mengambil tangannya, menciumnya, dan yang membuatnya terkejut, memberitahukannya bahwa bagi saya kedua tangan tersebut adalah tangan yang paling indah didunia ini. Saya sangat bersyukur bahwa Tuhan telah membuat saya dapat melihat dengan mata saya yang baru . Betapa bernilai dan berharganya kasih sayang yang penuh pengorbanan dari seorang ibu. Saya hanya dapat berdoa bahwa suatu hari kelak, tangan saya dan hati saya akan memiliki keindahan tersendiri. Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung, tetapi tidak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan seorang ibu.


" Mama maafkan anakmu yang mempunyai banyak kesalahan, dan aku minta maaf belum bisa membahagiakanmu, dan mungkin tak akan pernah bisa terbalaskan... tapi aku hanya bisa berdoa untuk kebaikan dan kesehatan mama. kisah ini aku persembahkan untuk mama.... dan untuk para ibu yang tidak pernah lelah membimbing buah hatinya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar